Amerika Serikat telah mengirimkan amunisi dalam volume yang signifikan ke Israel sejak pemerintahan Netanyahu menggempur warga Palestina sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada bulan Oktober 2023. Dilaporkan oleh Reuters pada Sabtu (29/6), pengiriman amunisi tersebut mencakup lebih dari 10.000 bom dengan berat mencapai 2.000 pon atau sekitar 907,1 kilogram. Bom-bom tersebut memiliki kemampuan untuk menembus beton dan logam tebal, serta menciptakan radius ledakan yang luas.
Dalam rentang waktu sejak pergempuran memanas pada Oktober 2023 hingga beberapa hari belakangan, Amerika Serikat telah mengirimkan sedikitnya 14.000 bom MK-84 dengan berat 907,1 kg, 6.500 bom dengan berat 226,7 kg, 3.000 rudal Hellfire, serta 1.000 bunker penghancur bom. Selain itu, terdapat pula 2.600 bom berdiameter kecil yang dijatuhkan dari udara, beserta beragam jenis amunisi lainnya, menurut pengakuan para pejabat yang memilih untuk merahasiakan identitas mereka.
Meskipun rincian waktu pengiriman tidak diungkapkan, total jumlah amunisi yang terkirim menunjukkan bahwa tidak ada penurunan yang signifikan dalam dukungan militer Amerika Serikat terhadap sekutunya, Israel. Hal ini terjadi meskipun terdapat seruan internasional kepada pemerintahan Joe Biden untuk membatasi pasokan senjata, dan keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menghentikan pengiriman senjata, termasuk bom.