Selain itu, Thomas-Greenfield juga menyoroti bahwa pihak AS telah tegas mengkomunikasikan kepada Israel bahwa tidak ada alasan bagi pasukan mereka untuk menembak kendaraan PBB yang jelas-jelas ditandai, seperti yang baru-baru ini terjadi pada banyak kesempatan.
Sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan memicu perang di Gaza, Israel telah menegaskan bahwa mereka menargetkan militan Hamas yang kerap bersembunyi di antara warga sipil dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia. Namun, banyak anggota dewan mengutip serangan militer Israel terhadap bekas sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan warga sipil yang dikelola oleh badan PBB yang membantu pengungsi Palestina. Di sana, enam staf UNRWA termasuk di antara sedikitnya 18 orang yang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Israel menyatakan bahwa serangan tersebut bertujuan melumpuhkan pusat komando dan kendali Hamas di kompleks tersebut. Dalam penjelasannya, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan bahwa militan Hamas tewas dalam serangan itu. Ia bahkan menyebutkan empat nama dan mengklaim bahwa mereka bekerja untuk UNRWA pada siang hari dan menyusup ke dalam jajaran Hamas pada malam hari.