"Singkatnya, kita tidak tahu mengapa menguap itu menular," kata Meredith Williamson, asisten profesor klinis di Texas A & M College of Medicine. "Para peneliti dulu berpikir bahwa menguap hanya menandakan kebutuhan untuk tidur, tetapi sekarang mereka percaya bahwa itu dapat mengomunikasikan perubahan dalam kewaspadaan atau kebosanan."
Salah satu teori adalah bahwa menguap yang menular terkait dengan empati, dan bahwa orang-orang dengan tingkat empati yang lebih tinggi menguap lebih sering ketika orang lain menguap, dibandingkan dengan orang dengan tingkat empati rendah atau mereka dengan gangguan mental.