Militer Amerika Serikat baru-baru ini membombardir lima fasilitas penyimpanan senjata bawah tanah milik kelompok Houthi di Yaman. Serangan ini merupakan tindakan presisi yang melibatkan pesawat pengebom siluman B-2, yang pertama kalinya digunakan dalam operasi militer AS terhadap Houthi.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menjelaskan bahwa serangan ini adalah bukti demonstrasi keunggulan militer AS dalam menyerang fasilitas yang dilindungi oleh benteng bawah tanah. Ia menyatakan, "Ini adalah demonstrasi unik dari kemampuan Amerika Serikat untuk menargetkan fasilitas yang ingin dijauhkan dari jangkauan musuh kita, tidak peduli seberapa dalam terkubur di bawah tanah, diperkeras, atau dibentengi," seperti yang dikutip dari Guardian.
Tujuan dari serangan ini adalah untuk menghancurkan fasilitas senjata yang digunakan oleh Houthi dalam serangan terhadap kapal-kapal komersial dan militer di Laut Merah. Sejak satu dekade lalu, kelompok Houthi yang didukung oleh Iran telah menguasai ibu kota Yaman, Sana’a. Mereka juga dilaporkan melancarkan serangan udara sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam konflik antara Israel dan Hamas di Gaza.