Cheat meal adalah istilah yang sering kita dengar dalam dunia diet dan kebugaran. Istilah ini merujuk pada waktu di mana seseorang diperbolehkan untuk menyantap makanan yang biasanya dilarang atau dibatasi dalam rencana dietnya. Makanan ini bisa berupa pizza, burger, kue, atau makanan manis lainnya yang bisa jadi menjadi favorit banyak orang. Namun, seberapa sering kita boleh melakukan cheat meal agar tidak mengganggu progres diet kita? Mari kita bahas lebih dalam.
Pertama-tama, penting untuk memahami tujuan dari cheat meal itu sendiri. Cheat meal dirancang untuk memberikan "reward" atau penghargaan bagi diri kita setelah menjalani diet ketat. Selain itu, cheat meal juga dapat membantu merelaksasi mental dan menjaga motivasi. Dalam banyak kasus, melakukan cheat meal sesekali dapat membantu menghindari rasa jenuh dan kebosanan terhadap makanan sehat yang monoton. Namun, penempatan cheat meal dalam rencana diet sangat krusial agar tidak merusak usaha yang telah dilakukan.
Sebagian ahli gizi merekomendasikan untuk melakukan cheat meal satu kali dalam seminggu. Ini tergantung pada tingkat ketatnya diet yang sedang dijalani. Dalam satu cheat meal ini, seseorang bisa menikmati makanan yang diinginkan tanpa merasa bersalah. Ingat bahwa cheat meal harus dibedakan dengan cheat day. Cheat day adalah saat di mana seseorang memperbolehkan dirinya untuk mengonsumsi makanan tidak sehat sepanjang hari, yang tentu saja tidak disarankan jika Anda ingin menjaga progres dalam diet.