Penjualan perusahaan furnitur terkemuka asal Swedia, IKEA, mengalami penurunan pada tahun 2024. Data keuangan terbaru menyebutkan bahwa penjualan perusahaan turun 4% menjadi €45,1 miliar atau US$49,3 miliar (sekitar Rp769 triliun) untuk tahun fiskal 2024. Hal ini menunjukkan bahwa tahun tersebut merupakan tahun yang sulit bagi perusahaan furnitur global ini.
Penurunan penjualan tersebut disebabkan oleh kebijakan perusahaan untuk menurunkan harga demi tetap terjangkau oleh para pelanggannya. Sebelumnya, IKEA mencapai rekor penjualan pada tahun sebelumnya ketika mendorong harga naik karena lonjakan inflasi.
Namun, meskipun pendapatan menurun pada tahun 2024, IKEA klaim pangsa pasarnya justru melebar sementara kunjungan ke toko dan traffic di website mengalami lonjakan. CEO Inter IKEA Group, Jon Abrahamsson Ring menyatakan bahwa keberhasilan model bisnis perusahaan terlihat ketika harga turun, yang juga diikuti dengan peningkatan volume penjualan.
Peningkatan kemampuan online juga menjadi salah satu strategi yang dijalankan oleh IKEA. Perusahaan yang sebelumnya tidak terlalu terkait dengan e-commerce, kini telah berinvestasi dalam meningkatkan kemampuan online-nya.