Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat
Dampak paling langsung dan signifikan dari inflasi adalah penurunan daya beli masyarakat. Daya beli mengacu pada jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh sejumlah uang tertentu. Ketika harga-harga naik karena inflasi, dengan jumlah uang yang sama, masyarakat tidak lagi dapat membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya. Ini berarti nilai riil dari uang yang dimiliki masyarakat berkurang.
Beberapa skenario yang menggambarkan dampak ini:
Nilai Uang Menurun: Seseorang yang memiliki tabungan sebesar Rp1.000.000 hari ini, jika inflasi terjadi sebesar 10% per tahun, maka nilai riil dari uang tersebut setahun kemudian akan setara dengan Rp900.000 dalam daya beli hari ini. Ini mengikis kekayaan yang disimpan.
Biaya Hidup Meningkat: Harga kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, transportasi, dan perumahan akan naik. Bagi sebagian besar rumah tangga, terutama yang berpenghasilan tetap atau rendah, ini berarti bagian yang lebih besar dari pendapatan mereka harus dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Akibatnya, ada lebih sedikit uang tersisa untuk keperluan lain seperti pendidikan, rekreasi, atau investasi.
Penurunan Kesejahteraan: Jika kenaikan upah tidak seimbang dengan laju inflasi, pendapatan riil pekerja akan menurun. Ini dapat menyebabkan penurunan standar hidup dan kesejahteraan secara keseluruhan. Pekerja merasa gaji mereka tidak lagi cukup untuk menutupi biaya hidup yang terus meningkat.
Ketidakpastian Ekonomi: Tingginya inflasi menciptakan ketidakpastian dalam perekonomian. Masyarakat akan kesulitan merencanakan keuangan jangka panjang karena nilai uang tidak stabil. Investor mungkin enggan berinvestasi karena risiko pengembalian riil yang rendah, dan bisnis juga kesulitan dalam menetapkan harga atau merencanakan ekspansi.