Sejumlah analis menanggapi beberapa emiten yang menghentikan penerbitan obligasi. Misalnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menghentikan pelaksanaan penawaran umum obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I tahun 2022. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga menghentikan penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan IV.
Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, TPIA dan BBRI melakukan hal itu demi menghindari potensi kenaikan cost of fund atau biaya dana. Selain itu, penghentian obligasi ini merupakan bagian dari good governance perusahaan tersebut.
“Saya serahkan semua kepada good governance yang diterapkan oleh TPIA maupun juga BBRI dalam memulai melakukan penyetoran, penerbitan, obligasi,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Rabu (17/7).
Di samping itu, Nafan menyebut hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk untuk menghindari potensi kenaikan biaya dana yang dipengaruhi oleh suku bunga. Nafan menjelaskan bahwa jika suku bunga tinggi, biaya dana juga berpotensi meningkat.
Namun, ia menambahkan bahwa prospek suku bunga ini berkaitan dengan potensi penerapan kebijakan moneter ekspansif oleh bank sentral. Kebijakan ini akan dimulai pada tahun 2024 sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan atau potensi kenaikan biaya dana di masa mendatang.
“Ya, semestinya demikian. Kecuali kalau misalnya suku bunga yang masih dipertahankan relatif tinggi, ini biasanya ini juga menjadi alasan penerbitan obligasi dihentikan dulu untuk sementara waktu,” kata Nafan.
Sejauh ini, Nafan menilai iklim investasi di pasar obligasi sangat kondusif. Di Indonesia, Credit Default Swap (CDS) berjangka lima tahun berada jauh di bawah level 100. Hal ini menunjukkan bahwa investasi di pasar obligasi relatif minim risiko. Tak hanya itu, penerbitan obligasi masih terus berlanjut, kecuali jika terjadi peningkatan risiko dalam berinvestasi di obligasi domestik.
Namun jika kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) terus-menerus terjadi, hal ini mengindikasikan potensi resesi ekonomi global. Dalam kondisi tersebut, Nafan menilai penerbitan obligasi akan sangat berisiko dan mungkin tidak terbayar.
BRI Setop Dulu Penerbitan Obligasi Berwawasan Lingkungan
Sebelumnya, BRI mengumumkan akan menghentikan penerbitan Penawaran Umum Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahun 2022 meskipun masih ada sisa plafon Rp 1,5 triliun. Direksi Bank BRI menyatakan izin pelaksanaan penerbitan obligasi berkelanjutan itu telah berakhir pada 12 Juli 2024.