Tampang

Ekspor Indonesia Meningkat Selama bulan Oktober 2017

16 Nov 2017 23:02 wib. 2.557
0 0
Ekspor Indonesia Meningkat Selama bulan Oktober 2017

Ia menambahkan, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi 38,22 persen terhadap total ekspor non migas. Sedangkaan dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 barang ini naik 16,34 persen terhadap periode yang sama tahun 2016.

"Secara kumulatif Januari - Oktober 2017, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 138,46 miliar atau meningkat 17,49 persen dibanding periode yg sama tahun 2016. Sedangkan ekspor non migas mencapai US$ 125,58 miliar atau meningkat 17,26 persen," sebutnya.

Selama Januari  2017- Oktober 2017, share terbesar berasal dari lemak dan minyak hewan nabati yang menyumbangkan 15,12 persen dari total ekspor non migas. Nilai ekspor yaitu US$ 18,99 miliar. Lalu, share terbesar kedua yakni bahan bakar mineral sebesar 13,64 persen.

"Total ekspor kumulatif menurut sektor, mayoritas dari industri pengolahan naik 14,32 persen. Kemudian pertanian, walau angka share kecil hanya 2,23 persen. Namun total ekspor tumbuh 14,5 persen dan tambang sebesar 36,42 persen," bebernya.

Pangsa Ekspor Nonmigas

Suhariyanto mengungkapkan, Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor non migas terbesar selama Oktober 2017. Nilai ekspor sekitar US$ 2,34 miliar. Komoditas yang banyak dikirim ke Negeri Tirai Bambu yaitu golongan HS 27 bahan bakar mineral, HS 15 lemak dan minyak nabati, dan HS 72 besi dan baja.

Selanjutnya, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua. Dengan nilai share 11,32 persen dan US$ 1,39 miliar. Terakhir Jepang sebesar 9,47 persen dengan nilai US$ 1,29 miliar. Kontribusi dari ketiga negara tesebut mencapai 36,74 persen. Sementara ekspor ke uni eropa (28 negara) sebesar US$1,43 miliar.

Ia mengungkapkan, ada beberapa negara yang nilai ekspornya memang belum besar. Namun memiliki pertumbuhan menjanjikan. Contoh Turki, selama Januari - Oktober, ekspor naik sebesar 10,15 persen sebagian besar dari komoditas karet. 

"Kemudian mesir, ekspor meningkat 11,30 persen. Jenis barangnya kopi, teh, rempah. Terakhir, Brasil dengan nilai ekspor naik 13,54 persen asal komoditas karet," imbuhnya.

Sedangkan menurut provinsi asal barang, ekspor indonesia terbesar Januari - Okto berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 24,15 miliar atau 17,44 persen. Di antaranya komuditas kendaraan yang tergabung dalam HS 87 dan HS 85 untuk mesin atau peralatan listrik. 

"Kedua, Jawa Timur dengan nilai US$ 15,32 miliar atau 11,07 persen dari komuditas perhiasan dan CPO. Terakhir, Kaltim sebesar US$ 14,49 miliar atau 10,46 persen dari komoditas batu bara dan CPO. Total dari ketiganya yakni 38,9 persen," terangnya.

Sayangnya, kenaikan bukan hanya dialami nilai ekspor. Nilai impor Oktober 2017 juga ikut meningkat hinggaa US$ 14,19 miliar atau naik 11, 04 persen dibanding September 2017. Sementara kalau dibandingkan Oktober 2016, nilai impor meningkat 23,33 persen.

"Trend November 2017 – Desember 2017, biasanya impor meningkat sejalan dengan pola ekspor. Kenaikan ini didukung baik dari impor migas dan non migas," ujarnya.

BPS mencatat impor barang menurut penggunaan barang paling besar berasal dari bahan baku penolong yakni 75,89 persen dengan nilai US$ 10.770,3 juta. Bahan baku penolong ini dibutuhkan untuk berbagai industri. Kemudian, impor kedua terbesar yaitu bahan modal dengan 12,13 persen atau US$ 2.169 juta. Serta impor barang konsumsi sebesar 8,82 persen atau US$ 1.252 juta. 

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Ilustrasi
0 Suka, 0 Komentar, 18 Sep 2024

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.