Suhariyanto mengungkapkan, biasanya tren ekspor mengalami peningkatan selama November hingga Desember. Hal ini memacu pada pola tahun sebelumnya. Ia berharap peningkatan ekspor kembali terjadi. Sehingga kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan IV akan lebih baik.
"Seperti triwulan III, saat pertumbuhan ekonomi 5,06 persen, ekspor bisa meningkat signifikan 17,27 persen. Kami berharap pada triwulan ini jumlahnya lebih besar dari itu," ujarnya.
Ditambahkan, struktur ekspor hingga kini tidak mengalami perubahan. Sebagian besar masih berasal dari non migas dari industri pengolahan. Jika dilihat lebih rinci lagi berdasarkan golongan barang 2 digit,
peningakatan ekspor non migas Oktober 2017 terbesar dari HS 26 yang terdiri bijih, kerak, dan abu logam. Kenaikan mencapai 34,5 persen atau US$ 120,1 juta.