Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi dari Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan, menegaskan bahwa Diskusi Terbuka Draf Buku Sejarah Indonesia yang berlangsung di Banjarmasin menjadi wadah penting dalam mengumpulkan beragam ide lokal dari berbagai kalangan, mulai dari sejarawan hingga masyarakat umum.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan forum dialog inklusif yang dirancang untuk mendorong semua pihak, baik akademisi, pemangku kepentingan, maupun masyarakat luas, agar dapat memberikan masukan konstruktif terhadap isi buku tersebut.
“Masih ada ruang untuk perbaikan jika terdapat gagasan yang belum terakomodasi. Sejarah kita sangatlah kaya, dan kami mengajak para sejarawan muda untuk turut serta memberi kontribusi,” ujar Restu dalam sebuah webinar yang dipantau dari Jakarta pada Senin.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa forum ini juga bertujuan memperkaya substansi buku sejarah. Mengingat keterbatasan ruang dalam satu jilid, buku ini hanya menjadi langkah awal yang nantinya akan dikembangkan lebih luas.