Selain itu, situasi global yang tidak menentu, seperti perang dagang antara AS dan China, serta kebijakan moneter The Federal Reserve juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah. Data-data dari badan terkait perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi besarnya dampak pengaruh eksternal terhadap pelemahan rupiah.
Menyikapi kondisi ini, pihak-pihak terkait, terutama pemerintah dan Bank Indonesia, perlu memperkuat koordinasi dan komunikasi yang efektif demi menjamin stabilitas nilai tukar rupiah. Di samping itu, langkah-langkah yang berkelanjutan dan terukur perlu diambil untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
Dalam menghadapi kondisi ini, penting untuk mewaspadai ketidakpastian pasar global dan menjaga kewaspadaan terhadap perkembangan suku bunga utama serta kebijakan moneter di berbagai negara. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah di tengah dinamika ekonomi global.
Sektor riil dan keuangan perlu terus melakukan langkah-langkah antisipatif, terutama dalam mengelola risiko nilai tukar dan melindungi posisi keuangan dari gejolak pasar. Keterlibatan berbagai pihak terkait, mulai dari korporasi hingga lembaga keuangan, dalam penyusunan langkah-langkah mitigasi risiko ini sangat penting untuk menjaga ketahanan sektor riil dan keuangan di tengah dinamika nilai tukar yang tidak menentu.
Dalam jangka pendek, dapat mengantisipasi aksi spekulatif yang berdampak buruk terhadap stabilitas nilai tukar. Peran dari lembaga pengawas dan regulator pasar modal sangat diperlukan dalam mengawasi dan menindaklanjuti aksi spekulatif yang dapat memperkeruh kondisi pasar.