Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing tengah menghadapi situasi pelik akibat aksi mogok kerja yang dilakukan oleh lebih dari 30.000 pekerjanya. Situasi ini direncanakan akan berdampak pada potongan produksi pesawat, termasuk pesawat komersial populer, 737 dan 787 Dreamliner.
Aksi mogok kerja ini dipicu oleh ketidakpuasan para pekerja terhadap tawaran kenaikan gaji yang diajukan oleh Boeing. Perusahaan ini sebelumnya menawarkan kenaikan gaji sebesar 25 persen, namun hal ini tidak memenuhi harapan para pekerja yang menilai bahwa peningkatan produktivitas mereka tidak sebanding dengan kenaikan gaji yang ditawarkan.
Pemimpin serikat pekerja dijadwalkan bertemu dengan mediator federal dan Boeing untuk berunding soal kenaikan gaji pada Selasa (17/9/2024). Dalam perundingan tersebut, pekerja akan menuntut Boeing untuk meningkatkan tawaran upahnya dan mengembalikan dana pensiun yang telah dicabut satu dekade lalu.
Dalam perundingan tersebut, para pekerja akan menuntut Boeing untuk meningkatkan tawaran upahnya. Mereka juga menyoroti masalah lain, seperti ketidakpastian terkait pekerjaan kontrak dan insentif finansial. Para pekerja telah menegaskan bahwa aksi mogok kerja ini merupakan langkah terakhir setelah usaha perundingan damai dengan manajemen Boeing tidak membuahkan hasil.