Selain itu, interaksi antara kapal dan paus pembunuh juga bisa menjadi faktor yang memicu serangan. Meskipun kecerdasan paus pembunuh telah terbukti dalam berbagai penelitian, mereka mungkin tidak selalu dapat memahami konsep bahaya dari kapal manusia. Kebisingan yang dihasilkan dari mesin kapal atau sonar mungkin membuat paus pembunuh merasa terganggu dan memicu perilaku agresif sebagai reaksi terhadap gangguan tersebut.
Selain itu, perubahan lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku paus pembunuh. Perubahan iklim dan pola migrasi ikan dapat memaksa paus pembunuh untuk mencari sumber makanan di tempat-tempat yang tidak biasa. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan interaksi dengan kapal manusia, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko konflik antara paus pembunuh dan manusia.
Tak dapat dipungkiri bahwa kesadaran akan dampak lingkungan dan perilaku manusia terhadap satwa liar semakin meningkat. Para peneliti dan pemerhati lingkungan terus berupaya untuk memahami dan mengatasi konflik antara paus pembunuh dan manusia. Langkah-langkah konservasi seperti pembatasan akses kapal ke wilayah makanan paus pembunuh atau edukasi masyarakat juga perlu terus ditingkatkan agar dapat menciptakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlangsungan paus pembunuh.