"Dalam beberapa percobaan, hewan harus mengingat orde di mana lampu hijau dan lampu merah dinyalakan. Bahkan perbedaan sederhana ini ternyata sangat sulit, dan kesulitannya meningkat dengan urutan yang lebih panjang. Sebaliknya, hewan bisa sebaik manusia dalam kebanyakan kasus di mana mereka harus membedakan antara rangsangan tunggal, bukan urutan," menurut Johan Lind, rekan penulis studi dan Associate Professor di Universitas Stockholm.
Mengenali urutan rangsangan adalah prasyarat dari banyak sifat manusia yang unik, misalnya bahasa, matematika, atau permainan strategis seperti catur. Setelah menetapkan bahwa hewan non-manusia memiliki masalah dalam membedakan rangsangan terurut, para peneliti mengajukan sebuah teori mengapa demikian.
"Kami menemukan bahwa keterbatasan kapasitas hewan non-manusia dapat dijelaskan dengan jenis memori sederhana yang tidak menunjukkan informasi berurutan dengan tepat. Dengan menggunakan model matematis, kami menunjukkan bahwa memori sederhana ini menjelaskan hasil dari percobaan hewan," ujar Stefano Ghirlanda, pemimpin utama penelitian sekaligus Profesor Psikologi di Brooklyn College dan CUNY Graduate Centre.