Tampang

Tragedi Chernobyl: Bagaimana Kesalahan Manusia Mengakibatkan Ledakan Nuklir Terbesar dan 60.000 Nyawa Melayang Seketika

1 Jun 2025 10:39 wib. 37
0 0
Tragedi Chernobyl: Bagaimana Kesalahan Manusia Mengakibatkan Ledakan Nuklir Terbesar dan 60.000 Nyawa Melayang Seketika
Sumber foto: iStock

Peristiwa tragis yang dikenal sebagai Ledakan Nuklir Chernobyl pada 26 April 1986 menjadi salah satu bencana nuklir paling mengerikan dalam sejarah dunia. Kecerobohan manusia dalam mengelola teknologi berbahaya ini menyebabkan kematian mendadak sekitar 60.000 orang dan dampak radiasi yang meluas hingga bertahun-tahun. Kisah memilukan ini bermula dari ambisi besar Uni Soviet untuk menjadi kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Program nuklir Chernobyl sebenarnya merupakan simbol ambisi tersebut. Sejak tahun 1977, pemerintah Soviet berhasil mengoperasikan reaktor nuklir dengan kapasitas besar, yakni sebesar 1.000 megawatt. Dengan kapasitas sebesar itu, sebuah reaktor mampu memenuhi kebutuhan listrik satu negara selama bertahun-tahun. Pada saat bencana terjadi, terdapat empat reaktor besar yang sudah beroperasi di Chernobyl, dan beberapa lainnya masih dalam tahap uji coba.

Salah satu uji coba penting dilakukan untuk memastikan sistem pendingin reaktor bekerja secara konsisten tanpa gangguan. Sistem pendingin ini sangat vital karena menjaga suhu inti reaktor tetap stabil agar tidak memicu ledakan. Dalam uji coba tersebut, para teknisi harus memastikan pasokan air pendingin bisa mengalir selama 24 jam penuh. Jika aliran air terhenti, suhu inti reaktor akan naik drastis dan dapat menyebabkan ledakan dahsyat.

Uji coba dilakukan pada malam 26 April 1986. Dalam prosedur ini, generator turbin diaktifkan agar dapat menjaga aliran air pendingin tetap berjalan terus-menerus. Dari hasil uji coba ini, tim ingin mengetahui berapa lama turbin mampu menyala tanpa berhenti, sebagai bagian dari simulasi keselamatan.

Namun, proses uji coba ini diwarnai sejumlah kesalahan fatal, terutama karena kurangnya kompetensi dan sikap abai dari para pemimpin yang mengawasi. Kepala teknisi, Nicholai Fomin, dan Deputi Kepala Teknisi, Anatoly Stepanovich Dyatlov, menunjukkan sikap yang tidak profesional dan menolak masukan teknis yang penting dari para staf.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?