Sebuah kisah panjang dan berliku mengenai penggunaan jilbab di Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa. Jilbab, atau hijab, telah lama menjadi simbol identitas dan kepercayaan bagi perempuan Muslim di Indonesia. Namun, pada masa pemerintahan Soeharto, penggunaan jilbab sempat mengalami larangan yang kontroversial. Alasan di balik larangan tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai kisah larangan jilbab Soeharto dan alasan di balik keputusannya.
Pada masa pemerintahan Soeharto, terdapat kebijakan yang mewajibkan para siswi untuk mengenakan pakaian seragam yang serba seragam dan tidak memperbolehkan penggunaan jilbab di sekolah. Larangan tersebut dinilai sebagai bentuk penindasan terhadap kebebasan beragama, terutama bagi para siswi yang memandang jilbab sebagai bagian integral dari keyakinan agama mereka.
Ada beberapa alasan di balik larangan penggunaan jilbab pada masa pemerintahan Soeharto. Salah satunya adalah keinginan untuk menegakkan ideologi Pancasila sebagai identitas nasional yang inklusif. Pemerintahan Soeharto memandang penggunaan jilbab sebagai simbol dari ideologi politik tertentu yang tidak sesuai dengan konsep Indonesia sebagai negara pluralis. Selain itu, adanya tekanan dari pihak Hindia Belanda yang masih memiliki pengaruh kuat dalam bidang pendidikan juga menjadi faktor utama di balik larangan tersebut.