Tampang

Baunya Seperti Tong Sampah yang Meluap, Anatomi Bunga Bangkai Raksasa Asal Indonesia

6 Okt 2024 21:55 wib. 180
0 0
Baunya Seperti Tong Sampah yang Meluap, Anatomi Bunga Bangkai Raksasa Asal Indonesia
Sumber foto: Google

Saat itu, ia membuat sketsa dan laporan mengenai bunga tersebut, lalu mengirimkannya ke Eropa. Beccari kemudian juga mengirimkan sampel bunga itu. Titan arum langsung menjadi pusat perhatian orang-orang Victoria, terutama setelah 1889, ketika bunga itu pertama kali mekar di Taman Kew di Inggris.

Ketika mekar untuk kedua kalinya pada 1926, bunga itu menarik perhatian lebih banyak orang, sampai-sampai polisi harus diterjunkan untuk mengamankan situasi. Sejak saat itu, bunga bangkai raksasa tersebar di berbagai kebun raya di seluruh penjuru dunia. Bunga itu selalu menjadi tajuk pemberitaan setiap mekar, yang baru terjadi 21 kali hingga 1989.

Apa yang sebenarnya membuat bunga ini menarik perhatian dunia? Pertama, momen bunga bangkai raksasa mekar terbilang jarang. Butuh waktu sekitar 11-15 tahun bagi bunga itu untuk mekar karena terlalu banyak energi yang dibutuhkan untuk memproduksi strukturnya yang besar, kata Yuzammi.

Ukuran titan arum yang besar sendiri merupakan hal unik di dunia tumbuhan. Riset menunjukkan bahwa tanaman raksasa pada umumnya mengalami penyerbukan oleh kumbang atau lalat bangkai. Bunga titan arum diduga bisa menarik perhatian kumbang karena tanaman tersebut dapat meniru panas dan ukuran bangkai hewan besar.

Namun, karena ukurannya yang besar, tanaman itu harus melewati sejumlah fase hidup sebelum punya energi yang cukup untuk mekar. Pada tanaman yang muda, fase hidupnya berputar pada penumbuhan daun, kemudian masuk periode dorman. Dalam kedua fase ini, bunganya belum mekar.

Di tahap penumbuhan daun, tanaman ini mengumpulkan energi, sementara “umbi”-nya masih di bawah tanah. Struktur titan arum yang ada di atas tanah terlihat seperti pohon, padahal ternyata itu hanya daun raksasanya. Masuk ke fase dorman, umbinya masih berada di bawah tanah. Selama "keadaan istirahat" itu, tanamannya hidup dari cadangan energi, ucap Yuzammi. Ketika energi yang terhimpun akhirnya cukup untuk membuat tanaman itu berbunga, wujudnya juga berubah.

“Bunga yang menarik perhatian luas publik itu faktanya bukan bunga yang sesungguhnya,” ucap Yuzammi.

“Komponen yang penuh warna itu bukan kelopak bunga, tapi bagian untuk menarik perhatian serangga agar terjadi penyerbukan. Bagian itu berfungsi sebagai struktur pelindung selama proses fertilisasi.”

Struktur yang terlihat seperti bunga besar itu disebut “seludang”.

Sementara itu, bunga yang asli sebenarnya ukurannya kecil, dan bisa dilihat di balik bagian batang kuning atau seludangnya. Jika seludangnya dibelah, akan tampak bunga perempuannya terletak di atas, sementara yang pria berada di bawahnya. Artinya, titan arum sebenarnya bukan bunga terbesar di dunia, meski struktur tanamannya memang yang terbesar.

New Reekie sendiri akhirnya mekar untuk pertama kalinya pada 2015, ketika usianya sudah 13 tahun. Setelah itu, New Reekie mekar setiap 2-3 tahun (saya berkunjung pada masa mekar kelima). Seiring waktu, kepedulian para ahli hortikultura membuat dunia lebih tahu tentang tanaman ini.

“Kali ini, saya dan rekan saya dapat memprediksi secara spesifik hari apa bunganya akan mekar,” kata Maciejewska-Daruk.

“Tentu, kami tidak pernah 100% yakin, tapi kali ini prediksi kami tepat.”

Selain keunikan strukturnya, bunga titan arum juga terkenal akan baunya. Ketika mekar, tangkai kuning bunga bangkai itu mengeluarkan bau yang sangat kuat dan menusuk. Sayangnya, kunjungan saya untuk melihat New Reekie terlalu terlambat untuk dapat mencium bau itu. Namun, masih tetap ada jejak aroma yang tertinggal.

“Sangat bau. Beda orang, bisa beda persepsi tentang baunya, seperti ikan busuk, atau kaus kaki yang sangat bau. Bagi saya, baunya seperti tong sampah yang meluap,” kata Maciejewska-Daruk.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?