Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi pusat perhatian setelah membuat perubahan mengejutkan terkait kebijakan tarif impor produk elektronik dari China. Kebijakan ini tidak hanya menimbulkan kebingungan di kalangan investor, tetapi juga berdampak besar pada dinamika perdagangan global, khususnya dalam sektor teknologi dan manufaktur.
Dalam pernyataannya yang diunggah melalui media sosial, Trump menyebut bahwa produk-produk seperti iPhone, laptop, dan tablet tidak sepenuhnya dikecualikan dari tarif impor, tetapi justru dipindahkan ke dalam kelompok tarif yang berbeda. Artinya, produk-produk ini tetap dikenakan tarif, hanya saja berada dalam skema tarif yang berbeda dari kebijakan resiprokal terhadap China yang telah diumumkan sebelumnya.
Perubahan Mendadak: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sebelumnya, Gedung Putih telah merilis pernyataan resmi bahwa produk-produk elektronik akan mendapat pengecualian dari kebijakan tarif resiprokal. Pengumuman tersebut disampaikan pada hari Jumat pekan lalu dan disambut positif oleh para pemegang saham perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Dell. Kedua perusahaan ini sangat bergantung pada proses manufaktur di China untuk memproduksi perangkat elektronik mereka.
Namun, hanya dalam hitungan hari, kebijakan ini berubah arah. Trump mengklarifikasi bahwa pengecualian tarif tidak benar-benar menghapuskan beban pajak impor bagi produk seperti smartphone dan laptop, tetapi hanya memindahkannya ke dalam kelompok tarif khusus yang ditangani secara terpisah dari kebijakan tarif balasan terhadap China.
Fokus Baru: Keamanan Nasional dan Semikonduktor
Trump juga mengungkapkan bahwa pemerintahannya sedang melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap rantai pasok elektronik global, termasuk industri semikonduktor, sebagai bagian dari strategi keamanan nasional. Produk-produk ini kini menjadi target dalam kebijakan tarif impor terbaru, yang menurut pernyataan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, akan segera diumumkan secara resmi.