Raksasa e-commerce asal China, Peningkatan ini tidak terlepas dari strategi agresif yang diambil oleh perusahaan, termasuk penerapan diskon besar-besaran serta subsidi dari pemerintah. Langkah ini jelas terbukti efektif mendorong minat pelanggan untuk berbelanja, memberikan lonjakan signifikan dalam aktivitas e-commerce yang kompetitif.
Saham JD.com yang terdaftar di pasar Amerika Serikat (AS) pun mengalami kenaikan lebih dari 5% pada awal perdagangan, setelah perusahaan ini mampu melebihi ekspektasi pasar dalam laporan pendapatan untuk kuartal keempat. Ini menggambarkan betapa kuatnya kinerja perusahaan meskipun berada di tengah persaingan yang sangat ketat dengan pemain lain seperti Alibaba.
Dalam persaingan tersebut, baik JD.com maupun Alibaba harus menyesuaikan harga jual untuk menarik perhatian pembeli, yang semakin dimudahkan oleh berbagai inisiatif promosi. Selain itu, dukungan dari pemerintah China melalui peningkatan stimulus fiskal bertujuan untuk menghidupkan kembali konsumsi domestik menjadi sangat membantu.
Insentif yang diberikan termasuk program trade-in pada barang-barang konsumen, yang berhasil menarik pelanggan untuk membeli berbagai kebutuhan rumah tangga. Data yang dipublikasikan oleh Reuters pada 7 Maret 2025 menunjukkan bahwa stimulus ini efektif dalam meningkatkan pembelian barang-barang rumah tangga.
JD.com, dikenal sebagai salah satu peritel terbesar untuk peralatan rumah tangga di China, percaya bahwa tahun ini akan menyaksikan tren konsumsi yang lebih sehat. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan serta pengembangan pengalaman pelanggan yang bertambah baik, yang semakin didukung oleh penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI). Pengutipan dari pihak manajemen perusahaan pun menunjukkan optimisme yang menyeluruh terkait perjalanan bisnis mereka ke depan.