Seiring berkembangnya teknologi, penipuan online menjadi ancaman serius yang semakin sulit dihindari. Meski fitur keamanan digital terus ditingkatkan, para pelaku kejahatan siber tetap menemukan cara baru untuk melancarkan aksinya.
Salah satu platform yang paling sering menjadi sasaran adalah aplikasi pesan WhatsApp, yang digunakan secara luas di Indonesia. Hingga kini, berbagai modus penipuan melalui aplikasi ini masih menelan banyak korban.
Salah satu metode paling umum adalah dengan mengirim file APK berbahaya ke nomor acak. File tersebut didesain untuk menarik perhatian penerima agar mengunduh dan menginstalnya, tanpa menyadari bahwa aplikasi itu mengandung malware.
Metode ini dikenal sebagai phishing, di mana penipu mencoba mendapatkan akses ke perangkat atau akun finansial korban. Berikut adalah berbagai modus penipuan online terbaru hingga tahun 2025 yang perlu Anda waspadai:
1. Surat Peringatan Pajak Palsu
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengingatkan wajib pajak untuk berhati-hati terhadap email yang mengatasnamakan lembaga tersebut. Banyak email phishing berisi "surat peringatan pajak" yang sebenarnya palsu. Salah satu ciri khas email asli dari DJP adalah alamat pengirimnya menggunakan domain resmi, yaitu @pajak.go.id. Jika Anda menerima email dari domain lain, abaikan dan konfirmasi langsung ke DJP melalui saluran resmi.
Email phishing semacam ini bertujuan mencuri data pribadi dan informasi keuangan, termasuk saldo e-wallet dan m-banking. Modus serupa juga ditemukan dalam bentuk pesan paket ekspedisi palsu dan undangan pernikahan digital.