Pemutusan hubungan kerja memang tidak pernah menjadi kabar yang menyenangkan. Namun, reaksi seseorang terhadap pemecatan bisa sangat beragam. Sebagian orang menerimanya dengan lapang dada, sebagian lain merasa kecewa dan marah. Tapi bagaimana jika rasa kecewa itu berubah menjadi tindakan yang merugikan perusahaan secara besar-besaran?
Kisah mengejutkan datang dari seorang pria asal India bernama Kandula, yang pernah bekerja di salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Singapura, NCS. Alih-alih melanjutkan hidupnya usai pemecatan, Kandula justru melakukan aksi balas dendam dengan menghapus 180 server virtual milik perusahaan, menyebabkan kerugian hingga Rp15 miliar.
Pemicu Aksi Nekat: Rasa Tak Terima Dipecat
Dilansir dari laporan CNBC Indonesia dan sumber resmi lainnya, Kandula merupakan bagian dari tim yang bertanggung jawab terhadap sistem Quality Assurance (QA), yakni sistem komputer yang digunakan untuk menguji perangkat lunak sebelum resmi digunakan. Ia tergabung dalam tim yang terdiri dari 20 orang dan aktif bekerja antara November 2021 hingga Oktober 2022.
Namun, pada Oktober 2022, pihak NCS memutus kontrak kerja Kandula karena dinilai tidak memberikan kinerja yang memuaskan. Kandula sendiri merasa telah bekerja keras dan berkontribusi positif. Rasa tidak terima itulah yang akhirnya mendorongnya untuk meretas sistem perusahaan setelah kembali ke India tanpa pekerjaan baru.
Akses Ilegal dari Jarak Jauh
Berbekal laptop pribadinya, Kandula memanfaatkan akses login administrator yang masih ia miliki untuk masuk secara ilegal ke dalam sistem NCS. Tindakan ini ia lakukan enam kali antara 6 hingga 17 Januari 2023. Kemudian, pada Februari, ia kembali ke Singapura untuk mencari pekerjaan dan tinggal bersama mantan rekannya dari NCS. Ia menggunakan koneksi Wi-Fi di tempat tinggal itu untuk mengakses sistem sekali lagi pada 23 Februari 2023.