Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat ini telah mengadopsi teknologi pendeteksi gempa (Earthquake Early Warning/EEW) yang digunakan Jepang. Hal ini menandakan langkah proaktif pemerintah dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi yang seringkali mengakibatkan kerugian besar.
Koordinator Operasional Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami (IGT) BMKG, Wijayanto, menyatakan bahwa pihaknya sedang berupaya mengembangkan teknologi EEW tersebut. Dengan adopsi teknologi ini, diharapkan BMKG dapat memberikan informasi cepat terkait guncangan gempa, memungkinkan masyarakat untuk melakukan tindakan evakuasi dengan lebih cepat.
Earthquake Early Warning (EEW) merupakan sistem peringatan dini yang memberikan sinyal setelah terjadi gempa. Teknologi tersebut memiliki keunggulan dalam kemampuannya untuk memberikan informasi terkait gempa bumi kurang dari 20 detik setelah gempa terjadi. Hal ini memberikan waktu yang sangat berharga bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Wijayanto menjelaskan bahwa teknologi ini juga dapat digunakan untuk mematikan atau shutdown sistem kereta cepat, memberikan informasi cepat ke daerah-daerah yang terdampak, fasilitas kritis, daerah industri, dan reaktor nuklir. Dengan demikian, adopsi teknologi ini diharapkan dapat membantu dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian akibat gempa bumi.