Para ahli menilai bahwa kebijakan kontrol ekspor chip ini merupakan pisau bermata dua. Di satu sisi, pemerintah AS ingin melindungi keamanan nasional dan mencegah teknologi kritis jatuh ke tangan yang dianggap berisiko. Namun, di sisi lain, pembatasan ini juga berpotensi melemahkan daya saing perusahaan AS dan mempercepat ketergantungan teknologi China pada inovasi dalam negeri.
Dengan perkembangan ini, banyak pengamat teknologi yang berharap adanya revisi kebijakan yang lebih realistis dan adaptif terhadap dinamika pasar global. Kebijakan yang terlalu ketat dan proteksionis dikhawatirkan hanya akan memicu konsekuensi negatif jangka panjang bagi industri teknologi AS, terutama di sektor chip AI yang menjadi tulang punggung kemajuan kecerdasan buatan.
Kesimpulannya, pernyataan CEO Nvidia Jensen Huang membuka diskusi penting mengenai strategi nasional dalam mengelola teknologi canggih dan menjaga keunggulan kompetitif di tengah persaingan global yang semakin sengit. Kebijakan kontrol ekspor chip yang awalnya bertujuan mengamankan teknologi AS, ternyata memunculkan tantangan baru yang membutuhkan penyesuaian cepat dan pendekatan yang lebih efektif.