Selain itu, dalam kasus perceraian selebriti seperti Ruben Onsu dan Sarwendah, publik seringkali ikut terlibat dalam proses tersebut. Informasi mengenai kesepakatan antara keduanya juga tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi mereka, tetapi juga bagi citra mereka di mata publik. Kedewasaan dan kedamaian dalam menyelesaikan sengketa perceraian dapat memengaruhi persepsi publik terhadap keduanya.
Kesepakatan yang memungkinkan Ruben Onsu untuk tetap memiliki hubungan yang baik dengan anak-anaknya setelah perceraian adalah langkah positif dalam menjamin kesejahteraan anak-anak di tengah situasi yang mungkin menimbulkan tekanan emosional bagi mereka. Hal ini juga dapat menjadi contoh bagi orang tua lain yang mengalami perceraian untuk tetap memprioritaskan kepentingan anak-anak di atas segala hal.
Pemerintah juga telah menerbitkan beberapa regulasi terkait hak asuh anak dalam situasi perceraian. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa dalam hal perceraian, kepentingan anak harus diutamakan. Kedua orang tua diharapkan tetap menjaga hubungan yang baik dengan anak-anaknya dan memastikan mereka mendapatkan perlindungan serta perhatian yang cukup.
Ketika orang tua mampu mencapai kesepakatan yang baik terkait hak asuh anak, ini dapat mengurangi dampak negatif dari perceraian terhadap kesejahteraan anak-anak. Menjaga hubungan yang baik dengan kedua orang tua juga menjadi faktor penting dalam mendukung perkembangan sosial dan emosional anak-anak.
Namun, tidak semua cerai berjalan mulus seperti yang dialami oleh Ruben Onsu dan Sarwendah. Terdapat kasus-kasus di mana hak asuh anak menjadi sengketa yang rumit antara kedua belah pihak, bahkan hingga memasuki proses hukum yang panjang. Di sinilah pentingnya peran lembaga mediator dalam membantu orang tua yang bercerai untuk mencapai kesepakatan yang adil dan mengutamakan kepentingan anak-anak.