kesiapan mental dan ruhiyah.
Rumah tangga itu ibarat kita berlayar dilautan, ketika dilihat dari pantai, perahu nampak tenang berlayar, namun sebenarnya dibalik semua itu ombak dan hembusan angin menggoyahkan perahu tersebut. Begitu pun dalam rumah tangga, sekilas kita lihat orang yang menikah itu senang, bahagia, damai, dan lain sebagainya. Padahal sebenarnya ada masalah-masalah yang harus dihadapi. Tentu hal ini perlu kecerdasan dalam mengelola dan menyelesaikan masalah. Seorang suami memerlukan mental yang kuat dan hati yang lapang. Orang yang lemah cenderung selalu goyah ketika dihadapkan pada suatu masalah dan cenderung memunculkan masalah baru ketika memaksakan untuk dihadapi. Maka dari itu siapkan mental dan ruhiyahnya.
Kesiapan finansial (keuangan).
Dalam pernikahan tentu tidak cukup dengan kemauan saja, atau hanya bermodal cinta dan kasih sayang saja, tidak hanya niat yang lurus saja, melainkan pula persiapan keuangan. Mengenai keuangan dalam pernikahan kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, yang terpenting rukun dan syaratnya terpenuhi. Kemudian yang paling utama ialah keyakinan bahwa Allah Maha kaya, Allah yang memberikan rezeki kelak ketika menjelang dan setelah melakukan pernikahan dengan ikhtiar sebagai penyempurnanya.
Persiapan bagi Calon Istri
Hal pertama yang harus disiapkan oleh seorang istri ialah niat yang lurus, bahwa menikah untuk menjalankan sunnah Nabi, menikah untuk menyempurnakan iman. Seorang calon istri pun harus mempersiapkan dirinya untuk menjelang pernikahan seperti belajar agama, kesiapan menaati suami, kesiapan mental, kesiapan fisik dan kesiahan ruhani. Jika sudah yakin akan pilihan kita, bahwa dia adalah calon suami kita kelak, maka sebagai calon istri harus siap hormat pada suami, membuat harmonis dalam pergaulan, belajar hemat dalam pembelanjaa, dan yang terpenting ialah ering berintrospeksi diri mengenai kekurangan dan kelebihan diri dan suami.