Pangkas anggaran perjalanan dinas luar negeri sampai 50% yang diusulkan Presiden Prabowo Subianto menuai beragam reaksi dan pertanyaan. Langkah pemangkasan ini dianggap sebagai langkah yang kontroversial namun memiliki potensi besar untuk menghemat dana negara. Presiden Prabowo berargumen bahwa pemangkasan ini bisa menghemat hingga Rp15 triliun, namun sejumlah pihak meragukan potensi keberhasilan dari usulan tersebut.
Langkah Presiden Prabowo ini tentu saja memunculkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Sebagian menyambut positif rencana pemangkasan anggaran perjalanan dinas luar negeri, namun sebagian lainnya merasa skeptis akan efektivitasnya. Hal ini tidak terlepas dari kasus fiktif dan pemborosan anggaran yang terjadi di masa lalu, yang menggugah keraguan terhadap kemampuan pemotongan anggaran tersebut.
Munculnya berita tentang kasus fiktif dalam perjalanan dinas luar negeri, dimana beberapa lembaga atau individu menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadi atau hal yang tidak berdampak nyata bagi kepentingan negara, memunculkan sorotan negatif terhadap pengelolaan anggaran tersebut. Hal ini membuat publik semakin mempertanyakan penggunaan anggaran perjalanan dinas luar negeri yang selama ini belum sepenuhnya transparan.