Contoh jelas dari hal ini adalah ketika lagu “Alright” dari Kendrick Lamar menjadi anthem bagi gerakan BLM. Dengan lirik yang berulang “We gon' be alright”, lagu ini memberikan harapan di tengah keterpurukan dan kekerasan yang dialami oleh komunitas kulit hitam. Pendengar yang memekikkan lirik tersebut dalam protes menjadi simbol perlawanan, menegaskan bahwa meskipun tantangan besar ada, harapan untuk keadilan dan perubahan tetap ada.
Lebih dari sekadar hiburan, musik dalam gerakan BLM juga menggambarkan realitas pahit yang dihadapi oleh banyak orang. Banyak lagu BLM mengeksplorasi tema ketidakadilan rasial, kekerasan polisi, dan diskriminasi. Hal ini memberdayakan pendengar untuk tidak hanya mengingat kesedihan, tetapi juga menginspirasi tindakan konkret menuju keadilan sosial. Ketika suara-suara ini dikumandangkan di jalanan, mereka menggema sebagai tanda bahwa perjuangan ini harus terus diangkat dan didengarkan.
Selama protes, sering kali kita mendengar lagu-lagu yang menggambarkan kemarahan, rasa sakit, dan pengharapan. Raps yang tajam dan irama yang menggugah dari artist-artis tersebut menjadi fondasi dan penggerak bagi peserta aksi. Melalui media sosial, banyak orang membagikan daftar putar yang berisi lagu-lagu BLM, memastikan bahwa pesan ini terus tersebar dan didengar di seluruh dunia.