Tingat elektabilitas akan sejalan dengan tingkat popularitas jika sentimen positif lebih tinggi dari sentimen negatif. Dan, karena sepanjang karir kemiliterannya Moledoko nyaris tidak memiliki noda, maka sentimen negatif pun relatif kecil.
Dengan sentimen negatifnya yang nyaris tidak ada itu, secara teori, Moedoko tinggal mendongkrak popularitasnya saja. Dan, selanjutnya tingkat keterpilihan pun akan menyusul meningkat.
Karenanya tidak ada yang salah dengan kemunculan Moeldoko lewat sejumlah iklan HKTI yang menyelip di antara jeda acara.
Lagi pula, sebagai calon wakil, Mantan KSAD tersebut tidak terlalu membutuhkan tingkat elektabilitas yang tinggi, Sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemilih lebih cenderung melihat pada calon presiden ketimbang calon wakil presiden. Contohnya, Boediono yang digaet SBY saat Pilpres 2009.