Tampang

Kasus Novel Baswedan: Ketika Air Keras Tak Mencairkan Keadilan

20 Mei 2025 11:04 wib. 100
0 0
Potret Novel Baswedan
Sumber foto: pinterest

Kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, seorang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), telah menjadi sorotan publik dan menciptakan gelombang protes yang luas di Indonesia. Peristiwa yang terjadi pada 11 April 2017 ini mengguncang negara dan mengundang reaksi keras dari masyarakat, aktivis, serta lembaga-lembaga internasional. Novel Baswedan dikenal luas karena keberaniannya dalam menangani kasus-kasus besar korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh penting di Indonesia. Namun, teror yang dialaminya menjadi simbol betapa rentannya para pejuang keadilan di negeri ini.

Penyiraman air keras tersebut mengakibatkan Novel mengalami luka serius pada matanya, yang hingga kini masih berdampak pada kesehatannya. Kasus ini mendapat perhatian besar karena dianggap sebagai tindakan teror yang dirancang untuk melemahkan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Selain itu, tindakan brutal ini juga mengingatkan kita kepada metode intimidasi yang sering dialami oleh para penyidik dan aktivis yang berjuang melawan praktik korupsi.

Seiring berjalannya waktu, pengusutan kasus ini menghadapi berbagai kendala. Penyidikan terhadap pelaku teror belum menunjukkan hasil yang memuaskan, dan berbagai kejanggalan dalam proses penegakan hukum muncul ke permukaan. Masyarakat mulai meragukan keseriusan aparat penegak hukum dalam mencari keadilan bagi Novel Baswedan. Meski beberapa pelaku identitasnya sudah terungkap, namun proses hukum yang lambat dan tidak transparan menambah rasa frustrasi di kalangan penggiat anti korupsi dan rakyat Indonesia.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?