Menariknya, media membingkai gaya kepemimpina keduanya dengan sudut pandang yang bertolak belakang. Kepada Jokowi media membingkainya dengan sudut pandang positif. Sebaliknya, kepada SBY, media membingkainya dengan sudut pandang negatif.
Lewat pembingkaian positif media tersebut, elektabilitas Jokowi pun melejit. Bahkan pada Januari 2014, sejumlah lembaga survei mengatakan tingkat elektabilitas Jokowi sudah jauh meninggalkan Prabowo dan sejumlah tokoh lainnya, termasuk Aburizal Bakrie.
Sejak, bahkan sebelum terpilih sebagai Gubernur DKI, Jokowi sudah menjadi sorot perhatian publik, Akibatnya, popularitas mantan Walikota Surakarta ini pun meroket tajam. Mengangkasanya tingkat popularitas itu dibarengi dengan sentimen positif publik, sehingga elektabilitas pun terdongkrak.
Lewat kampanye Pilgub DKI 2017 yang berdarah-darah, popularitas Anies pun meningkat. Hanya saja, berbeda dengan Jokowi, melambungnya popularitas Anies tidak diikuti oleh tingkat elektabilitasnya. Karenanya, sulit bagi Anies untuk mengikuti langkah Jokowi. Selain itu, Anies pun sudah melempar sinyal jika ia tidak akan nyapres pada 2019 nanti.