Di saat yang bersamaan, para penentang Jokowi harus memanfaatkan slogan “Dwitunggal Jokowi-Ahok” yang digembar-gemborkan oleh pendukung keduanya.
“Dwitunggal Jokowi-Ahok”, artinya Jokowi adalah Ahok dan Ahok adalah Jokowi. Dengan kata lain, Jokowi-Ahok: satu pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Dengan menguatkan slogan yang justru dikreasikan oleh sebagian pendukung Jokowi sendiri ini maka desakan untuk menindalanjuti laporan dugaan korupsi yang dilakukan oleh Ahok sama halnya dengan melakukan serangan terhadap Jokowi.
Sebenarnya, menggembosi elektabilitas Jokowi lewat sejumlah kasus tipikor yang dilakukan oleh Ahok jauh lebih mudah ketimbang lewat isu reklamasi Teluk Jakarta.