Jatuh cinta, sebuah perasaan yang universal namun kompleks. Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa kita bisa merasakan ketertarikan yang begitu kuat pada seseorang? Apakah ini murni sebuah pilihan hati, atau ada faktor biologis yang berperan di dalamnya? Mari kita telaah lebih dalam fenomena ini.
Jantung Berdebar, Pipi Merona: Peran Biologi
Ketika kita jatuh cinta, tubuh kita mengalami perubahan fisik yang nyata. Detak jantung yang berpacu, pipi yang merona, dan perasaan gugup saat bertemu orang yang kita cintai adalah beberapa di antaranya. Perubahan-perubahan ini bukan hanya sekadar perasaan, tetapi juga melibatkan sejumlah reaksi kimia dalam tubuh.
Otak kita, khususnya bagian yang disebut nucleus accumbens, berperan penting dalam memicu perasaan senang dan euforia saat kita jatuh cinta. Ketika kita melihat atau memikirkan orang yang kita cintai, otak melepaskan dopamin, sebuah neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang dan motivasi. Selain dopamin, hormon oksitosin dan vasopressin juga berperan dalam memperkuat ikatan emosional antara dua orang.