Para ilmuwan telah mengembangkan sebuah algoritma baru untuk memprediksi letusan dari gunung berapi Cotopaxi di Ekuador. Prakiraan terbaru menunjukkan peningkatan risiko bahaya bagi mereka yang tinggal di dekatnya.
Dengan menggunakan teknologi pencitraan yang disebut radar aperture sintetik interferometrik, atau InSAR, para periset dapat mengukur inflasi dasar dalam minggu-minggu menjelang letusan Cotopaxi pada tahun 2015. Letusan tersebut juga didahului oleh tremor seismik dan emisi gas.
Inflasi dasar disebabkan oleh magma segar yang semakin dekat ke permukaan. Instrumen GPS berbasis darat mengkonfirmasi pembengkakan tanah, namun pengukuran satelit menunjukkan peta inflasi yang lebih rinci.
"Dari instrumen kami, kami tahu ada aktivitas serius di dalam Cotopaxi," Patricia Mothes, seorang ahli volkanologi kepala di Instituto Geofisico Escuela Politecnica Nacional di Quito, mengatakan dalam sebuah rilis berita. "Data satelit memungkinkan kita untuk menentukan di mana pengangkatan terjadi, yang pada gilirannya membantu kita lebih memahami bagaimana magma naik sebelum letusan."