Tertawa merupakan salah satu ekspresi manusia yang paling universal. Tidak peduli dari latar belakang budaya atau bahasa, semua orang bisa memahami dan merasakan efek positif dari tertawa. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa tertawa bisa begitu menular? Dalam artikel ini, kita akan mengulas alasan dan penyebabnya dari sudut pandang ilmiah.
Fenomena tertawa yang menular ini dapat dijelaskan melalui konsep neuropsikologi dan interaksi sosial. Salah satu alasan utama mengapa tertawa bisa menular adalah adanya cermin neuron atau yang sering disebut “mirror neurons”. Cermin neuron adalah sel-sel saraf yang aktif baik ketika seseorang melakukan suatu tindakan maupun ketika mereka melihat orang lain melakukan tindakan yang sama. Ketika kita melihat seseorang tertawa, cermin neuron kita merespons dengan membuat kita ingin tertawa juga. Ini adalah sebuah mekanisme biologis yang memungkinkan kita merasakan emosi dan tindakan orang lain seolah-olah kita yang tengah mengalaminya.
Penyebabnya tidak hanya berbasis pada neuron saja. Tertawa juga memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Dalam kelompok atau komunitas, tertawa sering kali menjadi alat pemersatu. Ketika seseorang di dalam kelompok mulai tertawa, reaksi otomatis dari yang lain adalah ikut tertawa meskipun mereka tidak tahu apa yang sebenarnya lucu. Latar belakang sosial dan konteks interaksi sangat berperan dalam memperkuat perasaan kedekatan dan komunitas, sehingga memicu respons tertawa yang menular ini.