Saat ini, tercatat ada sekitar 42 sanggar ondel-ondel yang beroperasi di Jakarta. Pemprov DKI sudah mulai memberikan perhatian khusus kepada sanggar-sanggar ini untuk memastikan keberlangsungan adat dan budaya Betawi. “Saya ingin menggarisbawahi pentingnya perawatan dan pengembangan ondel-ondel. Jangan sampai mereka diorientasikan hanya untuk mencari nafkah di jalan, melainkan harus berada dalam lingkungan yang lebih mendukung,” tegasnya.
Pramono lebih jauh menjelaskan bahwa fenomena ondel-ondel yang mengamen di jalanan tidak hanya merupakan kesalahan individu, namun juga mencerminkan kurangnya dukungan dan fasilitas yang selama ini diberikan kepada para seniman. Oleh karena itu, ia mendorong semua pihak, mulai dari komunitas seni hingga masyarakat luas, agar berkolaborasi dalam memberikan panggung bagi seni ondel-ondel. “Kita perlu bersama-sama menyusun peraturan dan undang-undang yang dapat mendukung keberadaan ondel-ondel dalam berbagai acara di ibu kota,” pungkasnya.