Dia juga menyampaikan harapannya agar kebiasaan meminum teh dapat diangkat ke permukaan masyarakat, sama halnya dengan tren ngopi yang sangat dikenal di warung kopi. Komeng menekankan bahwa saat ini belum ada warung teh yang khusus untuk menikmati berbagai jenis teh. "Orang-orang lebih mengenal warung kopi, tetapi sayangnya tidak ada warung teh. Kita sudah dikenalkan dengan teh sejak kecil, dan seharusnya ada tempat yang lebih khusus untuk menikmatinya," tuturnya.
Pakar teh, Dadan Rohdiana, menilai bahwa perhatian pemerintah terhadap industri teh perlu ditingkatkan. Ia mengungkapkan bahwa saat ini teh bahkan tidak termasuk dalam daftar 10 komoditas unggulan nasional. "Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah seolah memandang sebelah mata terhadap teh, yang berbeda dengan komoditas seperti lada," ujar Dadan dengan nada keprihatinan.
Meskipun Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk yang menunjukkan bahwa konsumsi teh dalam negeri cukup tinggi, produksi teh nasional terasa belum memadai, hanya sekitar 90 ribu ton per tahun. "Jika setiap orang hanya minum satu gram teh dalam sehari, produksi kita masih kalah," imbuhnya. Yang lebih ironis, Indonesia terpaksa mengimpor teh berkualitas tinggi dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan konsumen.