Di lapangan, petugas telah menghadapi beragam kendala, di antaranya adalah akses menuju lokasi kebakaran yang cukup sulit dan minimnya sumber air untuk melakukan pemadaman. Menurut informasi, luas lahan yang terbakar juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengendalikan kobaran api, sementara awan tebal asap membuat situasi semakin parah di kawasan tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, Tim Satgas Karhutla Jambi telah melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta perusahaan PT WKS untuk melaksanakan aksi water bombing di area Desa Gambut Jaya guna mempercepat proses pemadaman. "Hingga saat ini, kami mencatat bahwa lahan dan hutan yang terbakar dominan terdiri dari lahan gambut. Beberapa wilayah terparah meliputi Kabupaten Muaro Jambi, Tanjungjabung Barat, dan Batang Hari," tambah Sandy.
Kondisi suhu di Provinsi Jambi juga telah menjadi perhatian. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan suhu yang signifikan. Suhu maksimal di wilayah Jambi terpantau mencapai 35 derajat Celsius pada 16 Juli 2025. "Dalam seminggu terakhir, suhu udara berada di kisaran 31 hingga 35 derajat Celsius. Meskipun suhu ini masih dianggap normal untuk musim kemarau, masyarakat merasakan tingkat panas yang lebih tinggi akibat intensitas sinar matahari yang kuat dan berkurangnya awan," jelas Nabila, Ketua Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Jambi.