Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024 mengungkapkan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia, yang tergolong dalam generasi Z berusia 15 hingga 24 tahun, menganggur atau tidak memiliki kegiatan (not in employment, education, and training/NEET).
Data ini menunjukkan bahwa jumlah anak muda yang tergolong NEET paling banyak berasal dari daerah perkotaan, yaitu sebanyak 5,2 juta orang, dan 4,6 juta di pedesaan.
Perhatian terhadap permasalahan ini datang dari Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Prof. Omas Bulan Samosir, Ph.D.
Menurut Prof. Omas, banyaknya Gen Z yang menganggur disebabkan oleh ketidaksesuaian antara sistem pendidikan dan permintaan tenaga kerja.
Dampaknya, kompetensi lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Prof. Omas menekankan bahwa pasar tenaga kerja berkembang lebih cepat daripada kapasitas input tenaga kerja.
Menurutnya, lembaga pendidikan seharusnya memberikan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Namun, sayangnya, lembaga tersebut seringkali tertinggal dalam merespons kebutuhan pasar. Kurikulum yang dirancang mungkin tidak selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan di dunia industri.