Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menyadari pentingnya hal ini dengan mengakui sertifikat vokasional sebagai bagian dari human capital yang dimiliki oleh pencari kerja.
3. Memperluas Koneksi SMK dan Industri
Prof. Omas menambahkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk formal dari pendidikan vokasi. Dunia pendidikan masih membutuhkan keahlian vokasional melalui sekolah kejuruan dan tetap relevan untuk menghasilkan angkatan kerja yang kompeten dalam industri. Hal ini dapat dicapai dengan memperluas koneksi langsung antara SMK dengan dunia industri untuk terlibat dalam membangun kurikulum SMK secara berkala.
Prof. Omas memberi contoh industri sepeda BMW di Jerman, yang melibatkan sekolah kejuruan dalam membuat atau sebagai manufaktur spare part dari industrinya dengan cara melatih sekolah kejuruan untuk membuatnya dan memberikan gaji sesuai harga pasar kepada siswa sekolah kejuruan. Namun, di Indonesia, dunia pendidikan vokasi masih jauh dan sangat jauh dari dunia manufaktur/industri.