Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff), dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut mengguncang wilayah Samudera Hindia pada Sabtu (27/4) sekitar pukul 23.29 WIB. Gempa tersebut berpusat pada 8,42 derajat lintang selatan, 107,26 derajat bujur timur atau 151,7 kilometer barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 70 km.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total rumah yang terdampak gempa itu mencapai 110 unit, dengan rincian 3 unit rumah rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang, 34 unit rumah rusak ringan, 11 unit rumah terdampak, dan 41 unit rumah rusak.
Kerusakan terbanyak terjadi di Kabupaten Garut dengan 41 unit rumah, Kabupaten Bandung 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya 7 unit rumah, dan Kota Tasikmalaya 5 unit rumah.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut bukan merupakan gempa megathrust. Data penampang melintang hiposenter menunjukkan hiposenter gempa terletak di dalam slab Lempeng Samudra Indo-Australia.