Tampang.com – Bupati Malinau Dr. Yansen TP, mengaku malu karena hampir setiap tahun masalah ‘klasik’ terkait izin penerbangan Mission Aviation Fellowship (MAF) menjadi hal yang diributkan.
Hal tersebut menurutnya wajib menjadi perhatian khusus pemerintah pusat dalam mengambil kebijakan.
Saat ini, kata bupati, mobilisasi barang dan orang ke wilayah perbatasan dan pedalaman sangat susah. Karena, frekuensi layanan penerbangan yang melayani pedalaman dan perbatasan berkurang semenjak MAF tidak terbang.
Tidak hanya masyarakat, dirinya sebagai kepala daerah pun kesusahan untuk bepergian ke pedalaman dan perbatasan untuk kegiatan pembangunan.
“Kan persoalan kita sekarang mobilisasi orang, barang dan jasa. Artinya jasa pelayanan kepada masyarakat. Saat ini saya ke perbatasan susah, kalau saya pakai tiket maskapai yang ada selain MAF, kasihan masyarakat tidak dapat tiket,” ungkapnya, Sabtu (25/11) di rumah jabatan Bupati Malinau.
Menurutnya, kalau pemerintah daerah harus mencarter pesawat selain MAF tentu harus membayar mahal, karena maskapai lain murni ambil untung dan tidak seperti MAF yang tujuannya memang misi pelayanan. Apalagi saat keadaan penurunan pendapatan saat ini.