Selain kematian, lebih dari 5.200 orang – di mana 800 di antaranya adalah anak-anak – terluka. Hal ini menambah beban trauma dan perawatan darurat di fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan. Menurut WHO, kondisi ini semakin memperburuk situasi kesehatan di Tepi Barat.
Per Sabtu (15/6), lebih dari 37 ribu warga Palestina di Jalur Gaza tewas dan lebih dari 80 ribu orang lainnya terluka akibat agresi Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan. Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967, telah mengalami lonjakan kekerasan selama lebih dari setahun terakhir, terutama sejak perang Israel-Hamas di Gaza meletus delapan bulan lalu setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Perang tersebut telah menyebabkan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza berulang kali diserang. WHO juga mencatat bahwa layanan kesehatan di Tepi Barat juga menghadapi peningkatan serangan. Antara 7 Oktober 2023 hingga 28 Mei 2024, WHO mendokumentasikan 480 serangan serupa di Tepi Barat, termasuk terhadap fasilitas kesehatan dan ambulans, serta penahanan petugas kesehatan dan pasien.