Selain itu, penutupan pos pemeriksaan, peningkatan ketidakamanan, pengepungan, serta penutupan seluruh komunitas membuat pergerakan di Tepi Barat semakin terbatas, sehingga mengakibatkan sulitnya akses terhadap layanan kesehatan. Pasien juga kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis di luar Tepi Barat, di mana 44% permintaan untuk pergi ke fasilitas kesehatan di Yerusalem Timur dan Israel ditolak atau ditunda sejak 7 Oktober.