Tampang.com – Jalan poros Kota Bangun menuju Tabang sejauh 178 kilometer merupakan karya politik Rita Widyasari, bupati Kutai Kartanegara nonaktif. Pada periode pertama Rita menjadi bupati, dialokasikan Rp 1,2 triliun untuk pembangunannya. Hasil dari belanja yang sangat besar itu, yang setara APBD Kutai Barat 2016, kini terancam tak berfungsi hanya karena hujan selama sepekan.
Sejak cuaca yang kurang bersahabat ditambah air pasang Sungai Mahakam, sepanjang 100 meter jalan berubah menjadi “jalur bubur”. Sepotong jalan yang rusak parah itu di Desa Sebelimbingan, Kota Bangun. Jaraknya hanya 17 kilometer dari Jembatan Martadipura yang menjadi titik nol dari poros Kota Bangun-Tabang. Ketiadaan jalur alternatif membuat 161 kilometer jalan berikutnya, akses utama ke Kecamatan Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang, terancam lumpuh.
Tidak bisa dibantah bahwa tekad Bupati Rita membuka isolasi tiga kecamatan yang dihuni 50 ribu jiwa merupakan gebrakan luar biasa. Ketua DPD Golkar Kaltim itu membangun 178 kilometer jalan yang sudah digunakan sejak dua tahun lalu. Hampir seluruh permukaan badan jalan adalah cor beton. Tak berlebihan jika menyebut Rita sebagai bupati yang membangun jalan terpanjang di Kaltim. Catatan Dinas Pekerjaan Umum Kukar pada 2015 menyebutkan, empat tahun periode pertama Rita sudah 1.032,51 kilometer jalan dibangun dan ditingkatkan. Panjangnya setara 10 kali bolak-balik Samarinda-Balikpapan.
Pada periode pertama Rita yaitu rentang 2010–2015, angka APBD Kukar memang di atas Rp 5 triliun. Dengan kekuatan anggaran yang besar, sejumlah megaproyek dicanangkan dengan skema pembiayaan kontrak tahun jamak, multiyears contract. Dari salinan surat keputusan bupati dan DPRD Kukar, kabupaten diketahui menganggarkan 36 proyek tahun jamak. Jumlah itu sudah beberapa kali direvisi dalam empat tahun anggaran dengan total biaya Rp 5,9 triliun.
Jalan poros Kota Bangun-Tabang adalah yang terbesar yaitu Rp 1,2 triliun. Dana pembangunan kemudian dibagi menjadi delapan kegiatan (lihat infografis). Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar Muhammad Yamin mengungkapkan, anggaran membangun jalan sangat besar. Hal itu didasari kondisi geografi serta karakteristik wilayah Kukar. Selain jauh di pedalaman, tanah rawa di tepi Sungai Mahakam memerlukan perlakuan khusus saat pembangunan.
Dari delapan kegiatan pembangunan poros Kota Bangun-Tabang, paket pekerjaan yang sempat mencuri perhatian adalah segmen Desa Kelekat, Kembang Janggut, menuju Tabang. Jalur sepanjang 78 kilometer itu memakan anggaran Rp 236 miliar.
Pemenang lelang adalah PT Citra Gading Asritama (CGA). Perusahaan itu diketahui memenangi berbagai proyek di Kukar dengan total anggaran mendekati Rp 1 triliun. PT CGA juga mengerjakan pendirian central business district di Tenggarong, yang juga dibiayai skema kontrak tahun jamak.