China mengungkapkan kesediaannya untuk mengeksplorasi kemungkinan menghubungkan Jalur Kereta Api Pantai Timur Malaysia senilai $10 miliar (ECRL) dengan proyek kereta api berbasis China di Laos dan Thailand, yang akan meningkatkan inisiatif Belt and Road Beijing di Asia Tenggara.
Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, menyoroti potensi proposal ini untuk meningkatkan konektivitas regional selama kunjungannya ke Malaysia, di mana ia menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk ECRL. Malaysia tengah mempertimbangkan untuk memperluas jalur ECRL hingga ke perbatasannya dengan Thailand.
Kunjungan Li juga menandai penandatanganan beberapa kesepakatan, termasuk program kolaborasi yang diperbaharui dan memungkinkan impor durian segar dari Malaysia ke Tiongkok. Kedua negara menekankan komitmen mereka dalam menangani isu Laut China Selatan secara independen, serta memajukan kesepakatan perdagangan bebas China-ASEAN.
Ketika China mengusulkan rencana penghubungan ECRL dengan proyek kereta api lainnya di Laos dan Thailand, hal ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk memperluas jaringan kereta api regional di Asia Tenggara. Dengan menghubungkan infrastruktur transportasi antarnegara, China dapat membuka akses ke pasar-pasar baru, mempercepat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Ini juga menjadi kesempatan bagi Malaysia, Laos, dan Thailand untuk memperkuat hubungan ekonomi mereka dengan China. Melalui kolaborasi ini, negara-negara tersebut dapat memperoleh manfaat dari pembangunan infrastruktur yang dipimpin oleh China, seperti peningkatan aksesibilitas dan konektivitas yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.