Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa (UE) telah menyuarakan permohonan untuk gencatan senjata sementara di Lebanon, menyusul semakin meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah. Kelompok yang terdiri dari 12 negara tersebut mengusulkan jeda pertempuran selama 21 hari guna memberi ruang bagi diplomasi dalam mencapai penyelesaian diplomatik dan gencatan senjata di Gaza.
Dalam pernyataan bersama, mereka menegaskan bahwa eskalasi konflik tersebut akan membawa risiko yang tidak dapat diterima dari perspektif eskalasi regional yang lebih luas, yang pada akhirnya tidak menguntungkan bagi rakyat Israel maupun Lebanon. Tindakan ini dianggap sebagai langkah kritis untuk mengurangi ketegangan dan mencari solusi damai.
Kepala militer Israel telah memberitahu pasukan pada Rabu (25/9/2024) bahwa serangan udara yang besar-besaran di Lebanon yang menargetkan Hizbullah, dapat membuka jalan bagi kemungkinan invasi darat ke wilayah musuh. Hal ini menjadi pernyataan yang sangat jelas dari pihak senior mengenai potensi invasi darat ke Lebanon dalam waktu dekat.