Tampang.com- Apabila kita melihat sejarah kebelakang, ditahun 1980-1990 mungkin yang umur pada saat ini menjadi pelajar sekolah SD,SMP,SMA masih ingat akan pelajaran PSPB, dan sekarang mereka telah menjadi orang tua. Pada tahun itu semua pelajar setiap tahunnya diwajibkan menontopemutaran Film G20S/PKI yang serentak di putar di seluruh gedung bioskop di Indonesia.
Masih ingat akan ketakutan akan kekejaman G20S/PKI, yang diputar dalam filmnya. Mungkin sampai dengan saat ini masih menyimpan kisah tersendiri buat yang menontonnya, bahkan ada juga yang tidak berani melihat sampai dengan saat ini karena takut akan kekejian yang di ceritakan dalam film tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa korban dalam G30S/PKI, semua terdapat para petinggi dari angkatan darat yang menjabat pada saat itu. Seperti Siswondo Parman menjabat sebagai staf jenderal Angkatan Darat urusan Intelijen.
S. Parman awalnya sekolah kedokteran, periode pendudukan Jepang mendekatkannya pada dunia militer.Kendati menjadi korban Gerakan 30 September, Parman punya kakak yang justru orang PKI: Sakirman.
Siswondo Parman adalah lulusan AMS B di Yogyakarta dan pernah belajar di sekolah kedokteran Geneeskundige Hogeschool (GHS) Jakarta. Sekolah-sekolah itu bisa dia nikmati karena dia memang anak orang berada. Pemuda terpelajar sepertinya, di zaman normal Hindia Belanda, tentu diramalkan akan mapan. Namun, pendudukan Jepang membuat Parman menjauh dari profesi dokter.