Presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, yang telah memerintah sejak 1979, memberhentikan jabatan Ebang Engonga melalui dekrit yang dikeluarkan pada Rabu, 6 November 2024. Keputusan ini menggambarkan sikap tegas dari pemerintah Guinea Ekuatorial terhadap perilaku yang tidak pantas dari seorang pejabat yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat.
Rekaman-rekaman yang viral ini menimbulkan kecurigaan karena adanya pertanyaan tentang asal dan penyimpanan rekaman tanpa izin dari para wanita yang terlibat. Salah satu partner seks Engonga, yang identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan keluhannya di media nasional TVGE. Dia mempertanyakan bagaimana rekaman tersebut disebarkan tanpa izinnya dan memastikan bahwa ia telah menyetujui perekaman tersebut dengan keyakinan bahwa rekaman itu telah "segera dihapus" setelahnya.
Tidak hanya menimbulkan masalah di dalam negeri, rekaman-rekaman tersebut juga telah menyebar ke luar Guinea Ekuatorial dan menarik perhatian internasional. Pihak berwenang telah memerintahkan pembatasan distribusi materi eksplisit ini di jejaring sosial dalam waktu 24 jam, melibatkan pejabat telekomunikasi, regulator, dan perusahaan telepon. Namun, situasi ini telah meluas ke luar negeri, dengan menginspirasi komposisi musik, tarian, dan gambar yang diedit, serta mendiskreditkan nama baik negara Guinea Ekuatorial di mata dunia.