Lebih jauh, Aarup-Andersen menyatakan bahwa meskipun terpukul oleh boikot, dampak terhadap volume keseluruhan penjualan Coca-Cola tidak terlalu besar. Ia juga memperingatkan bahwa tarif dari AS dapat memengaruhi pola pengeluaran konsumen serta biaya bahan baku di masa mendatang. Penurunan penjualan Coca-Cola di Denmark menyoroti dinamika menarik dalam perilaku konsumen, di mana keputusan politik dan kebijakan luar negeri dapat secara langsung memengaruhi pasar lokal dan merek internasional yang menjalankan bisnis di sana.