Israel dan Hizbullah telah mengklaim pencapaian signifikan atau kemenangan setelah saling menyerang. Termasuk serangan Israel terbesar terhadap kelompok yang didukung Iran di Lebanon selatan sejak dimulainya perang Gaza pada bulan Oktober.
Dalam serangan mendadak sebelum fajar pada Minggu (25/8/2024), sekitar 100 pesawat Israel menyerang ratusan roket, landasan peluncuran, dan pesawat nirawak Hizbullah di 40 lokasi terpisah di Lebanon selatan. Menurut Israel, operasi tersebut, berdasarkan intelijen yang akurat, terjadi tepat sebelum Hizbullah akan menyerang Israel untuk membalas pembunuhan Fuad Shukr, komandan militer senior kelompok tersebut di Beirut awal bulan ini.
Israel yakin Hizbullah bermaksud meluncurkan ratusan roket ke komunitas di Israel utara dan, secara paralel, menargetkan markas besar Mossad dan pangkalan intelijen utama di Israel tengah.
Hizbullah menanggapi serangan Israel dengan menembakkan 210 roket dan 20 pesawat nirawak ke Israel. Israel mengklaim proyektil tersebut dicegat dan tidak ada pangkalan militer yang terkena serangan. Seorang tentara angkatan laut Israel tewas di atas kapal di lepas pantai utara Israel, kemungkinan akibat puing-puing yang jatuh dari intersepsi roket.
Sementara serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas, Hizbullah mengindikasikan bahwa serangannya mungkin sudah berakhir untuk saat ini, meskipun tidak menutup kemungkinan tindakan lebih lanjut. PM Israel Benyamin Netanyahu menekankan bahwa meskipun Israel menggagalkan serangan Hizbullah yang direncanakan, namun ini bukan akhir dari cerita.